Saturday, May 30, 2015

MAKALAH IUD DAN IMPLANT



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
            Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
            Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB namun perlu diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu, setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Pelayanan kontrasepsi (PK) adalah salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar akseptor KB memilih dan membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang tersedia.
            Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi (efektivitas, efek samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda. Oleh karena itu penulis tertarik menyusun makalah tentang kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) dan Implant.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Intra Auterine Urine (IUD) dan Implant?
2.      Bagaimana Mekanisme Kerja IUD dan Implant?
3.      Jelaskan Efektifitasnya?
4.      Apa Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan IUD dan Implant?
5.      Bagaimana Ekspulsi pada alat kontrasepsi IUD dan Implant?
6.      Jelaskan Penatalaksanaan IUD dan Implant oleh Tenaga Kesehatan?

C.      Tujuan
1.      Mengetahui Pengertian Intra Auterine Urine (IUD) dan Implant
2.      Mengetahui Mekanisme Kerja
3.      Mengetahui Efektifitas IUD dan Impant
4.      Mengetahui Keuntungan Penggunaan IUD dan Implant
5.      Mengetahui Ekspulsi pada alat kontrasepsi IUD dan Implant
6.      Mengetahui Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan mengenai IUD dan Implant










BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Intra Auterine Urine (IUD) dan Implant
            Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan silastic adhesive.(Keluarga Berencana Hanafi.2004:179), sedangkan IUD adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling popular digunakan di seluruh dunia, jenis yang paling umum adalah Tembaga IUD.

B.       Mekanisme Kerja
1.    Mekanisme IUD
            Mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapamekanisme kerja IUD yang telah dianjurkan :
ü  Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesfik didalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu. Disamping itu, dengan munculnya leukosit PMN, makrofag, foreign body giant cells, sel mononuclear dan sel plasma yang dapat mengakibatkan lysis dari spermatozoa/ovum dan blastocyst.
ü  Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambatnya implantasi.
ü  Gangguan atau terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam endometrium.
ü  Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.
ü  Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
ü  Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
ü  Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
ü  AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
ü  Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
ü  Dari penelitian-penelitian terakhir, disangka bahwa IUD juga mencegah spermatozoa membuahi sel telur (mencegah fertilisasi). Ini terbukti dari penelitian di Chili, diambil ovum dari 14 wanita pemakai IUD dan 20 wanita tanpa menggunakan kontrasepsi. Semua wanita telah melakukan sanggama sekitar waktu ovulasi. Ternyata ova dari wanita akseptor IUDtidak ada yang menunjukkan tanda-tanda fertilisasi maupun perkembangan embrionik normal, sedangkan setengah dari jumlah ovum wanita yang tidak memakai kontrasepsi menunjukkan tanda-tanda fertilisasi dan perkembangan embrionik yang normal. Penelitian ini menunjukkan bahwa IUD antara lain bekerja dengan cara mencegah terjadinya fertilisasi.

2.    Mekanisme Kerja Implan
ü  Lendir serviks menjadi kental
ü  Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
ü  Mengurangi transportasi sperma
ü  Menekan ovulas


C.      Efektifitas
1.    IUD
Efektivitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuationrate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa :
a.       Ekspulsi spontan.
b.      Terjadinya kehamilan.
c.       Pengangkatan atau pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi.
2.      Implan
Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama, Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke-6 kira – kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil, dan Norplant – 2 sama efektivitasnya seperti norplant, untuk waktu 3 tahun pertama.

Penapisan
1.      Tanyakan apakah klien telah mendapatkan konseling tentang prosedur pemasangan implant
2.      Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat (anastesi local atau jenis antiseptic tertentu)
3.      Singkirkan kemungkinan adanya kehamilan
4.      Periksa kondisi kesehatan klien yang dapat menimbulkan masalah.
5.      Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi dan meneliti kembali rekam medic

D.      Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan IUD dan Implant
1.      IUD
Keuntungan
            Sangat efektif mencegah kehamilan, sekali pakai terus berfungsi sampai dibuka.
            Pencegahan kehamilan untuk jangka yang panjang sampai 5-10 tahun
            Relatif tidak mahal.
            Nyaman (tidak perlu diingat2 seperti kalau pakai pil).
            Dapat dibuka kapan saja (oleh dokter).
            Segera berfungsi.
            Efek samping yang rendah.
            Dapat menyusui dengan aman.
            Tidak dirasakan oleh pemakai ataupun pasangannya.
Kekurangan
         IUD tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
         IUD tidak boleh dipergunakan jika sudah hamil , ada perdarahan rahim yang tidak normal dan ada kanker leher rahim.
         Jika alergi terhadap tembaga maka tidak boleh mempergunakan IUD tembaga.
2.    Implant
Keuntungan
            Daya guna tinggi
            Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
            Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
            Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
            Bebas dari pengaruh estrogen
            Tidak menggangu kegiatan senggama
            Tidak menggangu ASI
            Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
            Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Kekurangan
         Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
         Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.
         Insersi dan pengeluaran harus di kerjakan oleh tenaga ahli
         Lebih mahal
         Petugas medis harus memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pelepasan implant



E.        Ekspulsi pada alat kontrasepsi IUD dan Implan
Ekspulsi yaitu Pengeluaran sendiri alat kontrasepsi tersebut dari tempat insersinya. Yang disebabkan karena :
1.         Ekspulsi IUD
Sering dijumpai pada masa 3 bulan pertama setelah insersi, setelah satu tahun angka ekspulsi akan berkurang.
ü  Umur dan paritas
®    Umur : Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan / pengeluaran IUD.
®    Paritas : Makin muda usia, terutama pada nulligravid, makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan / pengeluaran IUD.
ü  Lama pemakaian
Tergantung dari efektifitas jangka pemakaian IUD tersebut, jika pemakaian IUD sudah melewati batas dari jangka pemakaian IUD 10 tahun kemungkinan besar terjadinya ekspulsi.
ü  Ekspulsi sebelumnya
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami ekspulsi pada alat kontrasepsinya, atau disebabkan karena insersi yang tidak baik dari IUD.
ü  Jenis dan ukuran
Ukuran, Bentuk dan jenis dari IUD yang mengandung Cu atau Progesterone sangat menentukan terjadinya ekspulsi. Karena makin besar IUD,  makin sukar insersinya, makin rendah ekspulsinya, dan sebaliknya.
ü  Faktor psikis
Yaitu dimana seorang aseptor mengalami gangguan psikologis seperti stress.
ü  Waktu atau saat insersi
a.       Insersi interval
Kebijakan lama : insersi IUD dilakukan selama atau segera sesudah haid, alasannya ostium uteri terbuka, canalis servikalis lunak, wanita pasti tidak hamil. Tetapi akhirnya kebijakan ini ditinggalkan karena infeksi dan ekspulsi lebih tinggi jika insersi dilakukan saat haid.
b.      Insersi post partum
Insersi IUD adalah aman dalam beberapa hari postpartum, hanya kerugian paling besar adalah angka kejadian ekspulsi yang sangat tinggi. Menurut penelitian disingapura saat yang terbaik adalah 8 minggu post partum karena bahaya perforasi yang rendah.
c.       Insersi post abortus
Abortus semester I : ekspulsi, infeksi, perforasi, dan lain-lainnya sama dengan pada insersi interval
Abortus semester II : ekspulsi 5 – 10 x lebih besar dari pada setelah abortus trimester I
Dari uraian di atas, maka efektifitas penggunaan dari IUD tergantung pada variabel administratif, pasien dan medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis.
2.         Ekspulsi Implan
          Susuk tidak akan berpindah pindah dari tempat insersinya, dan akan tetap berada di lokasinya sampai saatnya diangkat dan prosedur pemasangan selalu disertai pemberian anastesi lokal sehingga tidak akan timbul rasa sakit yang hebat.



F.       Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan
1.      Pada kasus ekspulsi IUD
ü  Memperhatikan keadaan umum klien
ü  Melakukan pemeriksaan keadaan fisik klien ( head to toe ) dan inspekulo pada tempat insersi IUD
ü  Periksa apakah ada tanda – tanda infeksi pada Alat genitalia
ü  Apakah ada perdarahan karena ekspulsi tersebut
ü  Periksa apakah ada benang atau alat kontrasepsi AKDR yang tertinggal di dalam rahim
ü  Periksa apakah terjadi perforasi pada klien untuk penanganan yang lebih lanjut ( apakah memerlukan rujukan )
ü  Menjelaskan kejadian tersebut pada klien dan jika membutuhkan penanganan lebih lanjut ( rujukan ) siapkan informet consent dan informet choois pada klien.

2.      Pada kasus ekspulsi Implan
ü  Perhatikan keadaan klien
ü  Jelaskan kepada klien apa yang terjadi dan prosedur apa yang akan di lakukan klien
ü  Cabut kapsul ekspulsi
ü  Periksa apakah kapsul yang lain masih di tempat
ü  Periksa apakah ada tanda – tanda infeksi
§  Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada di tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda
§  Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul yang baru pada lengan yang lain
ü  Anjurkan klien menggunakan metoda kontrasepsi lain, atau berikan konseling pada klien mengenai alat kontrasepsi lain.

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
            Alat kontrasepsi begitu penting untuk meningkatkan kualitas hidup para wanita dan keluarganya. Alat ini tidak hanya akan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, namun juga mengurangi jumlah aborsi.
            Tak hanya itu, penggunaan kontrasepsi dapat membantu mengatur pendapatan keluarga dengan menjarangkan kehamilan dan membuka jalan bagi kaum wanita untuk bekerja. Alat kontrasepsi juga terbukti menurunkan angka kematian ibu dan bayi lebih rendah dengan menjaga jarak kelahiran dan menentukan jumlah anak yang akan dilahirkan. penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, implan, vasektomi, dan tubektomi harus lebih banyak digalakkan. Penggunaan alat kontrasepsi yang bersifat jangka panjang ini menjadi kebutuhan utama untuk menekan laju pertambahan penduduk.
            Dibandingkan dengan pil atau suntik, alat kontrasepsi jangka panjang seperti IUD atau implan memang kalah populer. Menurut data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, saat ini jenis alat kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah KB suntik (48,2 persen) dan pil 27,9 persen.

B.     Saran
            Suntik KB dan Pil KB merupakan metode kontrasepsi jangka pendek yang populer di kalangan ibu muda. Metode tersebut juga sangat mudah diterapkan. Sementara IUD dan Implan merupakan metode jangka panjang. Meski tidak permanen, metode ini sering ditakutkan karena memerlukan  penanganan tenaga medis profesional. Dalam hal ini pemerintah harus bertindak dengan melatih tenaga medis untuk bisa menggunakan metode IUD dan Implan,



DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono DSOG. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka,            2007

Everett, Suzanne. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif.        Jakarta: EGC, 2007

http://lili-heliza.blogspot.com/2012/05/kontrasepsi-implan-dan-iud.html

http://millapersie.blogspot.com/2011/05/iud-dan-implan.html

http://www.tempo.co/read/news/2014/06/04/174582523/Implan-Metode-Kontrasepsi-Efektif-Jangka-Panjang

No comments:

Post a Comment