DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.Latar
belakang......................................................................................... 1
B.Tujuan
penulisan...................................................................................... 2
C.Manfaat
penulisan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3
A.
Sejarah Cacing Tambang....................................................................... 3
B.
Morfologi Cacing Tambang................................................................... 4
C.
Epidemiologi.......................................................................................... 4
D.
Siklus Hidup Cacing Tambang.............................................................. 4
E.
Patologi dan Gejala Klinis...................................................................... 6
F.
Pencegahan............................................................................................. 6
BAB III PENUTUP............................................................................................... 8
A.
Kesimpulan............................................................................................ 8
B.
Saran...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Parasitologi merupakan ilmu yang
berisi kajian tentang organisme (jasad hidup) yang hidup dipermukaan atau
didalam tubuh organisme lain untuk sementara waktu atau selama hidupnya, dengan
cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya dari organisme lain
tersebut (Parasitologi kedokteran, 2010).
Parasitisme merupakan hubungan
antara dua organisme, yang satu diantaranya mendapat keuntungan dan yang lain
dirugikan. Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit yang berupa
cacing. Stadium dewasa cacing-cacing yang termasuk Nemethelminthes (kelas
nematoda) berbentuk bulat memanjang dan pada potongan transversal tampak rongga
badan dan alat-alat. Cacing ini memiliki alat kelamin terpisah (Parasitologi
kedokteran, 1998).
Nematoda intestinal yaitu nematode
yang berhabitat disaluran pencernaan manusia. Manusia merupakan hospes beberapa
nematoda usus. Sebagian besar daripada nematoda ini menyebabkan masalah
kesehatan masyarakat. Infeksi cacing ini dapat ditularkan melaui vektor atau
kontak langsung.
Diantara nematoda intestinal
terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah dan disebut “soil
transmitted helmints”, yaitu nematoda yang siklus hidupnya untuk mencapai
stadium infektif, memerlukan tanah dalam kondisi tertentu. Salah satu nematoda
golongan Soil Transmitted Helmints adalah jenis cacing tambang (Necator
americanus dan Ancylostoma duodenale).
Tanah yang baik untuk pertumbuhan
larva adalah tanah gembur (pasir, humus) dengan suhu optimum untuk Necator
americanus 28o – 32oC, sedangkan Ancylostoma duodenale
lebih rendah 23o – 25oC. pada umumnya A.duodenale lebih
kuat.
B.
Tujuan penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam
makalah ini adalah untuk mengetahui siklus hidup cacing tambang, dan mengetahui
bagaimana cara pencegahan infeksi cacing tambang.
C.
Manfaat penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Membantu
mahasiswa untuk memahami tentang cacing tambang.
2.
Sebagai
salah satu syarat dalam memperoleh nilai mata kuliah parasitology.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Cacing Tambang
Cacing tambang diberi nama “cacing tambang” karena pada
zaman dahulu cacing ini ditemukan di Eropa pada pekerja pertambangan, yang
belum mempunyai fasilitas sanitasi yang memadai. (Parasitologi kedokteran,
1998). Necator americanus banyak ditemukan di Amerika, Sub-Sahara Afrika, Asia
Tenggara, Tiongkok, and Indonesia, sementara A. duodenale lebih banyak di Timur
Tengah, Afrika Utara, India, dan Eropa bagian selatan. Sekitar seperempat penduduk
dunia terinfeksi oleh cacing tambang. Infeksi paling sering ditemukan di daerah
yang hangat dan lembab, dengan tingkat kebersihan yang buruk. bentuk infektif
dari cacing tersebut adalah bentuk filariform. Setelah cacing tersebut menetas
dari telurnya, munculah larva rhabditiform yang kemudian akan berkembang
menjadi larva filariform.
Taksonomi
dari cacing tambang
Phylum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub kelas : Secernantea
Ordo : Strongylida
Famili : Ancylostomatidae
Genus : Ancylostoma dan Necator
Spesies : Ancylostoma duodenale
(Afrika)
Necator
americanus
(Amerika)
B.
Morfologi
Cacing Tambang
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus manusia, dengan
mulut yang melekat pada mukosa dinding usus. Ancylostoma duodenale ukurannya
ebih besar dari Necator americanus. Yang betina ukurannya 10-13 mm x 0,6 mm,
yang jantan 8-11 x 0,5 mm, bentuknya menyerupai huruf C, Necator americanus
berbentuk huruf S, yang betina 9 – 11 x 0,4 mm dan yang jantan 7 – 9 x 0,3 mm.
Rongga mulut A.duodenale mempunyai dua pasang gigi, N.americanus mempunyai
sepasang benda kitin. Alat kelamin jantan adalah tunggal yang disebut bursa
copalatrix. A.duodenale betina dalam satu hari dapat bertelur 10.000 butir,
sedang N.americanus 9.000 butir. Telur dari kedua spesies ini tidak dapat
dibedakan, ukurannya 40 – 60 mikron, bentuk lonjong dengan dinding tipis dan
jernih. Ovum dari telur yang baru dikeluarkan tidak bersegmen. Di tanah dengan
suhu optimum23oC - 33oC, ovum akan berkembang menjadi 2,
4, dan 8 lobus.
C.
Epidemiologi
Kejadian penyakit ini di Indonesia sering ditemukan terutama
di daerah pedesaan, khususnya di perkebunan atau pertambangan. Cacing ini
menghisap darah hanya sedikit namun luka-luka gigitan yang berdarah akan
berlangsung lama, setelah gigitan dilepaskan dapat menyebabkan anemia yang
lebih berat. Kebiasaan buang air besar di tanah dan pemakaian tinja sebagai
pupuk kebun sangat berperan dalam penyebaran infeksi penyakit ini (Gandahusada,
1998). Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur (pasir,
humus) dengan suhu optimum 32oC – 38oC. Untuk menghindari
infeksi dapat dicegah dengan memakai sandal atau sepatu bila keluar rumah .
D.
Siklus
Hidup Cacing Tambang
Telur - larva rabditiform -larva filariform - menembus kulit
- kapiler darah- jantung kanan -paru -bronkus- trakea- laring-
esopghagus- usus halus.
Telur keluar bersama tinja, dalam waktu 1 – 2 hari telur
akan berubah menjadi larva rabditiform (menetas ditanah yang basah dengan
temperatur yang optimal untuk tumbuhnya telur adalah 23 – 300 C.
Larva rabditiform makan zat organisme dalam tanah dalam
waktu 5 – 8 hari membesar sampai dua kali lipat menjadi larva filariform, dapat
tahan diluar sampai dua minggu, bila dalam waktu tersebut tidak segera
menemukan host, maka larva akan mati. larva filariform masuk kedalam tubuh host
melalui pembuluh darah balik atau pembuluh darah limfa, maka larva akan sampai
ke jantung kanan. Dari jantung kanan menuju ke paru – paru, kemudian alveoli ke
broncus, ke trakea dan apabila manusia tersedak maka larva akan masuk ke
oesophagus lalu ke usus halus (siklus ini berlangsung kurang lebih dalam waktu
dua minggu).
E.
Patologi
dan Gejala Klinis
1. Stadium larva
Bila banyak filariform sekaligus menembus kulit, maka
terjadi perubahan kulit yang disebut ground itch, dan kelainan pada paru
biasanya ringan.
2. Stadium dewasa
Gejala tergantung pada:
a.
Spesies dan jumlah cacing
b. Keadaan gizi penderita
Gejala klinik yang timbul bervariasi bergantung pada
beratnya infeksi, gejala yang sering muncul adalah lemah, lesu, pucat, sesak
bila bekerja berat, tidak enak perut, perut buncit, anemia, dan malnutrisi.
Tiap cacing Necator americanus menyebabkan kehilangan darah
sebanyak 0,005 – 0,1 cc sehari, sedangkan A. duodenale 0,08 – 0,34 cc. biasanya
terjadi anemia hipokrom mikrositer. Disamping itu juga terdapat eosinofilia.
Anemia karena Ancylostoma duodenale dan Necator americanus
biasanya berat. Hemoglobin biasanya dibawah 10 (sepuluh) gram per 100 (seratus)
cc darah jumlah erythrocyte dibawah 1.000.000 (satu juta)/mm3. Jenis
anemianya adalah anemia hypochromic microcyic.
Bukti adanya toksin yang menyebabkan anemia belum ada
biasanya tidak menyebabkan kematian, tetapi daya tahan berkurang dan prestasi
kerja menurun.
F.
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara Sanitasi lingkungan,
diantaranya:
1. Hindari berjalan keluar rumah tanpa memakai alas kaki
1. Hindari berjalan keluar rumah tanpa memakai alas kaki
Kebiasaan
tidak memakai alas kaki merupakan faktor resiko yang kuat untuk terjadinya
infeksi cacing tambang.
2. Cuci tangan sebelum makan
cuci
tangan, pekerjaan ini adalah Awal yang terpokok jika anda ingin tetap sehat.
Dimanapun dan kapanpun selalau ada bakteri atau mikroorganisme yang siap masuk
melawan tubuh kita 70 % perantara yang tepat adalah dari tangan, untuk itu cuci
tangan adalah salah satu tindakan preventif yang sangat tepat.
3. Hindari pemakaian feces manusia
sebagai pupuk pada sayuran
Jika
sayuran yang dimakan tidak bersih maka larva cacing akan ikut termakan karena
sayuran dipupuk menggunakan feces manusia yang telah terinfeksi.
4. Jika anda Ibu, awasi dan jaga anak
anda main di Tanah
Dari sifat
hidupnya, cacing tambang hidup pada tanah, sangat cepat menular melalui kulit,
melewati epidermis kulit teratas hingga terakhir, anak – anak tentulah sangat
mudah untuk dijadikan media untuk hidup si cacing tambang. Untuk itu perlu
awasi anak anda saat bermain di tanah atau di halaman rumah yang memungkinkan
adanya cacing tambang. Jika terlanjur memanjakan anak anda, lakukan kegiatan
prefentif yaitu bersihkan seluruh badan anak dari tanah sehabis main.
5. Bersih Pakaian dan tempat
Mikroba
penyebab infeksi ada dimana – mana, bahkan tempat maupun pakaian kita yang
terlihat bersihpun bisa saja terdapat kuman – kuman yang membahayakan
kesehatan. Dengan demikian Kebersihan atau sanitasi dan higienis tempat anda
sangat diperlukan untuk mempertahankan kesehatan anda dan keluarga.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Cacing tambang yang menginfeksi manusia adalah Necator
americanus dan Ancylostoma duodenale. Cacing ini berhabitat di usus halus
manusia. Necator Americanus menyebabkan Necatoriasis dan A.duodenale
menyebabkan Ankilostomiasis.
Dalam sehari N. americanus dapat bertelur 9.000 butir dan
A.duodenale 10.000 butir. Telur yang keluar bersama tinja manusia ditanah akan
menetas setelah 1-1,5 hari, keluarlah larva rabditiform. Dalam waktu kira-kira
3 hari larva rabditiform akan tumbuh menjadi larva fiariform, dan dapat hidup
selama 7-8 minggu didalam tanah. Larva filariform inilah bentuk infektif cacing
tambang ini yang dapat menembus kulit manusia. larva filariform masuk kedalam
tubuh manusia melalui pembuluh darah balik atau pembuluh darah limfa, maka
larva akan sampai ke jantung kanan. Dari jantung kanan menuju ke paru – paru,
kemudian alveoli ke broncus, ke trakea dan apabila manusia tersedak maka larva
akan masuk ke oesophagus lalu ke usus halus dan menjadi dewasa (siklus ini
berlangsung kurang lebih dalam waktu dua minggu).
Infeksi ini terjadi didaerah yang hangat dan lembab, dengan
tingkat kebersihan yang buruk. Infeksi cacing ini disebabkan oleh kebiasaan
masyarakat desa yang BAB di tanah dan pemakaian feces manusia sebagai pupuk.
Selain lewat kaki, cacing tambang juga bias masuk kedalam tubuh manusia melalui
makanan yang masuk ke mulut.
Gejala yang ditimbulkan, stadium larva menyebabkan kelainan
pada kulit (ground itch). Stadium dewasa tergantung dari spesies dan jumlah
cacing serta keadaan gizi penderita.
Pengobatan
dapat dilakukan dengan memberikan tambahan zat besi per-oral atau suntikan zat
besi, jika kasus berat dapat diberikan tranfusi darah, dan jika kondisi
penderita stabil dapat diberikan pirantel pamoat dan mabendazol yang digunakan
beberapa hari berturut-turut. Pencegahan yang paling utama yaitu dengan
sanitasi lingkungan dengan menjaga pola hidup bersih.
3.2 Saran
1. Menjaga pola hidup bersih agar
terhindar dari penyakit.
2. Segera berobat jika timbul gejala
awal, karena penyakit yang sudah kronis akan sulit untuk disembuhkan.
3. Hindari faktor resiko terinfeksi.
DAFTAR PUSTAKA
http://hardhita-martanto.blogspot.com/2009/11/cacing-tambang.html
No comments:
Post a Comment