BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menstruasi
adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan
dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi.
Menstruasi biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause.
Menstruasi
adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah
ovulasi (Bobak, 2004). Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala
akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal
merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan
perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi
normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya
bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama
siklus menstruasi (Greenspan, 1998).
Fase
Menstruasi adalah peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi
bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat juga diakibatkan karena
berhentinya sekresi hormone estrogen dan progesterone sehingga kandungan
hormone dalam darah menjadi tidak ada. Fase menstruasi mulai pada hari pertama
dari siklus dan berlangsung 3-6 hari dengan total darah dan cairan yang keluar
bervariasi tetapi biasanya tidak lebih dari 60 ml. (Atikah dan Siti Misaroh,
2009).
1.2
Rumusan masalah
1. Apa
itu menstruasi ?
2. Bagaimana
proses menstruasi ?
3. Bagaimana
siklus menstruasi ?
4. Apa
saja hormon yang berpengaruh dalam siklus menstruasi ?
5. Bagaimana
proses perimenopause ?
6. Bagaimana
proses menopause ?
1.3
Tujuan
1. Untuk
Mengetahui menstruasi.
2. Untuk
Mengetahui proses menstruasi.
3. Untuk
Mengetahui siklus menstruasi.
4. Untuk
Mengetahui hormon yang berpengaruh dalam siklus menstruasi.
5. Untuk
Mengetahui proses perimenopause.
6. Untuk
Mengetahui proses menopause.
1.4
Metode Penulisan
Dalam
penulisan makalah ini, penulis menggunakan berbagai sumber dengan metode
pustaka. Dengan metode ini, penulis dapat melengkapi makalah sesuai dengan
bahan-bahan yang penulis ambil dari buku-buku refrensi sebagai bahan pendukung
dan pelengkap materi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Menstruasi
Menstruasi
adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan
dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi.
Menstruasi biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause.
Menstruasi
adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah
ovulasi (Bobak, 2004). Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat
terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan
hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan
perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi
normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya
bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama
siklus menstruasi (Greenspan, 1998).
Menstruasi
adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan
dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang
terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi.
menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda
menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun). Normalnya, menstruasi
berlangsung selama 3 – 7 hari.
Menstruasi
atau Haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium (Atikah dan Siti Misaroh, 2009). Sedangkan
menurut Brunner & Suddarth edisi 8 vol.2 (2002) menstruasi adalah ovum yang
tidak dibuahi sehingga FSH dan LH menurun, sekresi estrogen dan progesterone
juga menurun, ovum mengalami kehancuran dan endometrium yang sudah menebal dan
memadat menjadi hemoragik/ perdarahan.
2.2
Proses Menstruasi
Seorang
wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200,000 hingga
400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau
beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14
sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel
telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba
falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan “OVULASI”.
Pada
permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut
Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat
sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel
telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi
dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang
dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone
FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal
kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone
estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk
membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.
Ketika
sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut
dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan
memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium
menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba
falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk
dibuahi.
Sel
telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba
falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam rahim.
Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human
Chorionic Gonadotrophin (HCG) yang dapat dideteksi dengan GEATEL ®. Hormone
tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim.
Jika
sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan
meluruh dan terjadinya proses menstruasi berikutnya.
2.3
Siklus Menstruasi
Siklus
menstruasi adalah proses kompleks yang mencakup sistem reproduktif dan
endokrin. Ovarium menghasilkan hormone steroid, terutama estrogen dan
progesterone. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium,
yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel – sel yang
mengelilinginya. Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol.
Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan organ-organ
reproduktif wanita dan karakteristik seksual sekunder yang berkaitan dengan
wanita dewasa. Estrogen memainkan peranan penting dalam perkembangan payudara
dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus.
Progesterone
juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus selama siklus
menstruasi. Hormone ini disekresi oleh korpus luteum, yang adalah folikel
ovarium setelah melepaskan ovum. Progesterone merupakan hormone yang paling
penting untuk menyiapkan endometrium (membrane mukosa yang melapisi uterus)
untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan, sekresi
progesterone berperan penting terhadap plasenta dan untuk mempertahankan
kehamilan yang normal. Selain itu, progesterone bekerja dengan estrogen
menyiapkan payudara untuk menghasilkan dan mensekresi ASI (Brunner &
Suddarth edisi 8 vol.2 ,2002).
Proses
terjadinya haid berlangsung dengan 4 tahapan yaitu masa proliferasi, masa
ovulasi, masa sekresi dan masa haid. Dalam proses ovulasi yang memegang peranan
penting adalah hubungan hipotalamus, hipofisis dan ovarium (hypothalamic-
pituitary-ovarium axis). Menurut teori neurohumoral, hipotalamus mengawasi
sekresi hormone gonadotropin oleh adenohipofisis melalui sekresi neurohormon
yang disalurkan ke sel–sel adenohipofisis lewat sirkulasi portal yang khusus.
Hipotalamus
menghasilkan factor yang telah dapat diisolasi dan disebut Gonadotropin
Releasing Hormone (GnRH) karena dapat merangsang pelepasan Lutenizing Hormone
(LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari hipofisis. Pada
hipotalamusterdapat dua pusat, yaitu pusat tonik di bagian belakang hipotalamus
di daerah nucleus arkuatus, dan pusat siklik di bagian depan hipotalamus di
daerah suprakiasmatik. Pusat siklik mengawasi lonjakan LH (LH-surge) pada
pertengahan siklus haid yang menyebabkan terjadinya
ovulasi.
Fase-fase
yang berhubungan dengan efek terhadap uterus adalah fase menstruasi,
Proliferasi, dan sekretori. Fase menstruasi mulai pada hari pertama dari siklus
dan berlangsung 3-6 hari dengan total darah dan cairan yang keluar bervariasi
tetapi biasanya tidak lebih dari 60 ml. Fase ini diikuti oleh fase proliferasi
(hari ke 6-14) saat lapisan endometrium dan kelenjar serta pembuluh rahim
tumbuh sebagai respons terhadap stimulasi oleh estrogen. Fase terakhir berupa
sekretori (hari ke 14-28) yaitu saat garis endometrium semakin tebal dan
kelenjar uterin mulai mengeluarkan secret. Fase terakhir ini terutama di atur
oleh progesteron. Menstruasi mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar 28-35
hari setiap bulannya. Siklus menstruasi terdiri dari :
a. Fase
Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi
bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat juga dikarenakan berhentinya
sekresi hormone estrogen dan progesterone sehingga kandungan hormone dalam
darah menjadi tidak ada
b. Fase
Proliferasi/ Fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormone progesterone
sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang
folikel dalam ovarium serta dapat membuat hormone estrogen di produksi kembali.
Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan
hormone estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat
menghambat sekresi FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek.
c. Fase
Ovulasi/ Fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum
pada hari ke-14 sesudah menstruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan
folikel dan folikel akan mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus
luteum berfungsi untuk menghasilkan hormone progesterone yang berfungsi untuk
mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
d. Fase
Pasca Ovulasi/ Fase Sekresi ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan
menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat
sekresi hormone estrogen dan progesterone sehingga hipofisis aktif
mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesterone maka
penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium
mengering dan robek. Terjadilah fase perdarahan atau menstruasi.
Siklus
menstruasi terjadi selama masa reproduksi dari masa pubertas hingga masa
menopause sebagai reaksi terhadap variasi – variasi gerak hormone. Lapisan
endometrium (dinding rahim) berkembang sebagai persiapan untuk implantasi telur
yang sudah dibuahi, dan dalam keadaan tidak hamil lapisan itu akan luruh dalam
bentuk darah melalui vagina. Menopause adalah terhentinya sedikit demi sedikit dan
berakhirnya siklus menstruasi dihubungkan dengan menipisnya oosit di dalam
ovarium dan akibat turunnya kadar estrogen yang terjadi antara usia 45-50 tahun
(Atikah dan Siti Misaroh, 2009).
2.4
Hormon yang berpengaruh dalam siklus menstruasi
Sistem
hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1.
FSH-RH (follicle stimulating hormone
releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis
mengeluarkan FSH
2.
LH –RH (Luteinizing hormone releasing
hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisi
mengeluarkan LH
3.
PIH (prolactine inhibiting hormone)
yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin.
a. Estrogen
Estrogen
atau hormone seks wanita bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan
tuba falopi, ovarium, uterus dan alat kelamin eksternal serta karakteristik
seksual sekunder wanita. Hormone tersebut terutama berkaitan dengan
perubahan-perubahan siklus normal yang terjadi pada endometrium dan rahim
selama siklus. Estradiol merupakan estrogen alam utama yang diproduksi oleh
ovarium disamping beberapa estrogen yang diproduksi secara metabolic dalam
hati.
Berbagai
sediaan estrogen alam atau sintetik dikembangkan untuk pemakaian oral,
parenteral maupun topical. Absorpsi oleh membrane mukosa saluran kelamin dan pencernaan
biasanya baik dan absorpsi melalui kulit juga bisa menimbulkan efek sitemik.
Estrogen
digunakan untuk terapi pada beberapa kondisi wanita termasuk control konsepsi,
endometriosis, hipogonadisme, menopause dan perdarahan abnormal, sedangkan pada
pria untuk penatalaksanaan paliatif kanker prostat yang tidak bisa dioperasi.
b.
Progestin
Merupakan
hormone yang secara alami terutama diproduksi oleh corpus luteum dan plasenta
yang berperan dalam reproduksi dengan mempersiapkan endometrium untuk implantasi
telur dan membantu perkembangan serta berfungsinya kelenjar mammary. Di samping
efek progestationalnya, progestin sintetik tertentu memiliki efek anabolic,
andragonik atau estrogenic (biasanya lemah). Progesterone merupakan progestin
alam yang paling banyak yang selain efeknya sebagai hormone juga berfungsi
sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen
secara endogen.
Satu
sel telur dihasilkan oleh satu ovarium setiap 28 hari. Beberapa perubahan dalam
system reproduksi dikendalikan oleh hormone. Hormone merupakan cairan kimia
yang dihasilkan oleh tubuh untuk mengendalikan proses – proses metabolisme
dalam tubuh. Perubahan yang terjadi tiap bulan pada organ reproduksi wanita
disebut siklus menstruasi. Siklus menstruasi pada seorang wanita terjadi setiap
oeriode tertentu, misalnya 28 hari. Namun demikian, siklus menstruasi tersebut
sangat bervariasi untuk tiap individu, yaitu berkisar antara 20-40 hari.
Perubahan- perubahan yang terjadi selama menstruasi menyangkut pemasakan sel
telur dan penebalan dinding rahim guna menerima sel telur yang telah dibuahi.
Jika sel telur di ovarium masak, dinding rahim menebal. Lebih kurang pada hari
ke 14 dari siklus menstruasi yang 28 hari, sel telur dihasilkan dari ovarium,
dan dikenal sebagai proses ovulasi.
Sel
telur tersebut tetap hidup selama 24-48 jam, dan bergerak sepanjang saluran
telur menuju ke rahim uterus. Sel telur tersebut dapat dibuahi bila terdapat
sperma yang hidup dalam saluran telur selama 48 jam sesudah atau sebelum ovulasi.
Jika sel telur tersebut tidak dibuahi di dalam saluran telur, maka akan luruh
(rusak). Dinding rahm akan luruh dan terjadi pendarahan. Peristiwa tersebut
terjadi setiap bulan dan dikenal sebagai menstruasi. Lamanya menstruasi
berlangsung selama 4-6 hari. Saat mentruasi berlangsung, sel telur yang lain
mulai mengalami pemasakan. Rahim juga mulai menebal sebagai persiapan menerima
sel telur lain tersebut.
Menstruasi
mulai terjadi saat organ perkembangbiakan seorang gadis mulai masak. Pada
senagian besar gadis, menstruasi pertama terjadi pada usia 8-13 tahun,
dan terus berlanjut sampai usia 45-55 tahu. Pada usia 50an siklus menstruasi
menjadi tidak teratur dan berhenti untuk selamanya, peristiwa ini disebut
menopause.
2.5
Proses perimenopause
Perimenopause
adalah rentang periode dari tanda pertama menopause – biasanya panas kemerahan,
kekeringan vagina dan haid tidak teratur sampai melewati masa tanpa haid ( 1
tahun dari periode haid terakhir ). Fakta tentang perimenopause berikut harus
dipertimbangkan oleh perawat :
a. Seksualitas,
fertilitas, kontrasepsi dan PHS dapat menjadi kekhawatiran bagi wanita
perimenopausal.
b. Kehamilan
yang tidak diinginkan adalah kemungkinan penyebab karena sekitar sepertiga
wanita perimenopausal menggunakan metode kontraseptif selain metode
sentralisasi.
c. Wanita
perimenopausal yang tidak merokok terhindar dari kanker uterus akibat pemakaian
kontraseptif oral.
d. Sekitar
16% kanker payudara terjadi pada kelompok wanita ini, sehingga pemeriksaan
payudara sendiri (sarari), pemeriksaan fisik rutin, dan mammogram adalah
pentimh. Kista payudara jinak adalah temuan yang umum. Aspirasi jarum halus
dapat digunakan untuk mengevaluasi sebagian besar masa payudara, menghindari
keharusan untuk rawat inap dan pembedahan.
Karena
penyakit kardiovaskuler adalah penyebab terbesar kematian pada wanita lansia,
diet dan latihan merupakan topic penting dalam penyuluhan pasien seperti juga
halnya terapi penggantian hormone (HRT). Praktisi yakin bahwa HRT melindungi
wanita dari penyakit jantung dan osteoporosis. Perawat harus menunjukkan
berbagai pilihan kesehatan bagi pasien wanita sebelum menopause.
2.6
Proses Menopause
Fisiologi:
Pada
usia 40 sampai 50 tahun, siklus seksual biasanya menjadi tidak teratur dan
ovulasi sering tidak terjadi. Sesudah beberapa bulan sampai beberapa tahun,
siklus terhenti sama sekali. Periode ketika siklus terhenti dan hormone-hormon
kelamin wanita menghilang dengan cepat sampai hampir tidak ada disebut dengan
menopause.
Penyebab
menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual
seorang wanita, kira-kira 400 folikel primordial tumbuh menjadi folikel matang
dan berovulasi dan berates-ratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia
sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa folikel primordial yang akan
dirangsang oleh FSH dan LH. Produksi estrogen dari ovariumberkurang sewaktu
jumlah folikel primordial mencapai nol. Ketika produksi estrogen turun dibawah
nilai kritis, estrogen tidak lagi dapat menghambat produksi gonadotropin FSH
dan LH. Sebaliknya, gonadotropin FSH dan LH (terutama FSH) diproduksi sesudah
menupause dalam jumlah besar dan kontinu, tetapi ketika folikel primordial yang
tersisa menjadi atretik, produksi nestrogen oleh ovarium turun secara nyata
menjadi nol.
Pada
saat menopause, seorang wanita harus menyesuaikan kembali kehidupannya dari
kehidupan yang secara fisiologis dirangsang oleh produksi estrogen dan
progesteron menjadi kehidupan yang kosong tanpa hormone-hormon tersebut.
Hilangnya estrogen sering kali menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis yang
bermakna pada fungsi tubuh, termasuk rasa panas dengan kemerahan kulit yang
ekstrem, sensasi psikis dispnea, gelisah, letih, ansietas, dan kadang-kadang
keadaan psikotik yang bermacam-macam dan penurunan kekuatan dan kalsifikasi
tulang diseluruh tubuh. Kira-kira pada 15% wanita, gejala-gejala ini cukup
berat sehingga membutuhkan perawatan. Jika psikoterapi gagal pemberian estrogen
harian dalam jumlah kecil biasanya dapat meredakan gejala dan bila
perlahan-lahan dosisnya diturunkan, wanita pascamenopause tersebut cenderung
terhindar dari gejala yang berat.
Menopause
juga disebut sebagai masa klimakterium yang berarti “brubahnya hidup” adalah
proses saat siklus reproduksi menurun dan akhirnya berhenti. Menopause biasanya
dimulai pada usia diantara 45 sampai 55 tahun, walaupun dapat juga terjadi pada
wanita muda pada usia 35 tahun. Proses fisiologis yang alami ini berlangsung
selama 6 bulan hingga 3 tahun untuk sempurna.
Pada
tahap awal menopause, folikel dalam ovarium masih memproduksi estrogen namun
dalam kadar yang makin lama makin sedikit. Siklus reprosuksi menjadi tidak
teratur dan akhirnya ovulasi tidak terjadi lagi. Jika ovulasi dan produksi
estrogen telah berhenti, wanita tersebut dikatakan pascamenopause.
Penurunan estrogen menimbulkan banyak
gejala yang dirasakan oleh beberapa wanita menopause dan pascamenopause,
seperti rasa panas, keringat malam, masalah emosional dan seksual dan
menurunnya kepadatan tulang.
Akibat
tidak adanya mekanisme umpan balik negatif estrogen maka produksi FSH dan LH
akan meningkat, namun produksi hormon hipofisis lain tidak terganggu. Kadar FSH
serum > 30 i.u / L dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa menopause.
Androstenedione sirkulasi terutama berasal dari adrenal yang di konversi oleh
lemak sel menjadi estron ( jenis estrogen yang lebih lemah dari estradiol ).
Setelah menopause, jenis estrogen inilah yang banyak berada dalam sirkulasi
dibandingkan estrogen yang berasal dari ovarium.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa menstruasi atau haid adalah pelepasan
dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap
bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi terjadi terus menerus setiap
bulannya di sebut siklus menstruasi. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11
tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia
45-55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 sampai 7 hari.
3.2
Saran
Gejala
Hiperplasia endometrium ini biasanya diawali dengan siklus menstruasi yang
tidak teratur, bahkan terkadang menstruasi tak kunjung datang dalam jangka
waktu yang lama. Bisa juga menstruasi terjadi terus-menerus dan volume darah
banyak. Selain itu, penderita Hiperplasia endometrium sering menemukan
noda-noda darah di pakaian dalam. Jika dibiarkan berlarut-larut akan muncul
gangguan sakit kepala, mudah lelah, serta tidak bergairah saat beraktivitas.
Dampak yang paling parah, selain sulit hamil, penderita Hiperplasia endometrium
mengalami anemia berat. Hubungan suami-istri pun terganggu karena perdarahan
tak kunjung berhenti.
Berdasarkan kajian medis, penebalan
dinding rahim ini dibedakan menjadi 3 kategori:
1. Simplek.
Penderita dengan kondisi ini tak perlu cemas berlebihan karena Hiperplasia
simplek tergolong ringan dan takkan berakhir dengan keganasan sehingga
penderita tetap masih bisa hamil.
2. Kistik.
Seperti halnya simplek, kasus ini tak berbahaya.
3. Atipik.
Kondisi yang satu ini mesti diwaspadai. Atipik cenderung merupakan cikal bakal
kanker.
Pengobatan yang bisa ditempuh adalah :
1. Tindakan
kuratase selain untuk menegakkan diagnosa sekaligus sebagai terapi untuk
menghentikan perdarahan.
2. Terapi
hormon untuk menyeimbangkan kadar hormon di dalam tubuh. Namun perlu diketahui
kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, di antaranya mual, muntah, pusing,
dan lainnya. Rata-rata setelah menjalani terapi hormonal sekitar 3-4 bulan,
gangguan penebalan dinding rahim sudah bisa diatasi.
3. Jika
pengobatan hormonal yang dijalani tak juga menghasilkan perbaikan, terapi akan
dilanjutkan dengan obat lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Guyton,
Arthur C . 2007 . Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 11 . Jakarta. EGC
Smeltzer,
Suzanne C . 2001. Keperawatan Medikal
Bedah. Edisi 8 Volume 2. Jakarta
. EGC
Wylie,
Linda. 2010 . Esensial Anatomi Dan
Fisiologi Dalam Asuhan Maternitas. Edisi
Kedua . Jakarta . EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Menstruasi
https://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=A2oKmNG9pxFVGQgAYh73RQx.;_ylu=X3oDMTByMjhxODA5BHNlYwNzcgRwb3MDMwRjb2xvA3NnMwR2dGlkAw--?qid=20080210225218AA6Aeoj
No comments:
Post a Comment