Friday, January 30, 2015

PROPOSAL MEDIA MASA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Penggunaan internet bukanlah suatu hal yang istimewa atau khusus untuk kalangan tertentu, baik dari segi profesi, kalangan masyarakat, pendidikan dan usia. Hampir semua golongan masyarakat sudah tahu dan akrab dengan internet.
Seiring dengan perkembangan waktu dan modernisasi, internet menjadi sebuah kebutuhan dan aktifitas tetap manusia sebagai anggota masyarakat. Selain menjadi tuntutan profesi, pengembangan ilmu pengetahuan, berita, dan hiburan, berinternet juga menjadi cara alternatif seseorang untuk bergaul sebagai makhluk sosial.
Kehadiran internet memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan data yang belum tentu bisa ditemukan secara langsung dalam media cetak yang bisa dijumpai sehari-hari. Terutama karena halangan cara dan biaya yang tidak sedikit. Hanya dengan bermodal sebuah komputer dengan sambungan kabel LAN atau bandwidth, seseorang dapat mengakses internet dengan mudah dan bebas selama 24 jam setiap harinya (non-stop) di sebagian besar penjuru dunia ini.
Di Indonesia, dapat ditemukan warung internet (warnet) yang bertebaran di sepanjang pinggiran jalan. Selain itu, banyak tempat-tempat umum –lembaga pendidikan, cafe, mall, dan tempat-tempat rekreasi- yang menawarkan jasa hotspot atau wifi untuk masyarakat yang memiliki laptop dan phonebook. Di samping itu, banyak tipe ponsel yang telah dilengkapi dengan aplikasi internet.
Seiring dengan perkembangan pesat itu, banyak situs dan aplikasi pertemanan, promosi, milis, dan aplikasi-aplikasi lain. Di antaranya adalah GoogleTalk, AIM, Yahoo, Multiply, Live Messanger, mIRC, My Space, Friendster, dan Facebook.
Facebook adalah sebuah web jejaring sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg dan diluncurkan pada 4 Februari 2004 yang memungkinkan para pengguna dapat menambahkan profil dengan foto, kontak, ataupun informasi personil lainnya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya.  Facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, lebih dari separuhnya menggunakan Telephone genggam. Pengguna harus mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah itu, pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna dengan ketertarikan yang sama, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau ciri khas lainnya, dan mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam daftar seperti "Rekan Kerja" atau "Teman Dekat".(id.wikipedia.org/14-05-2013)
Sejak tahun 2012, Facebook mengalami peningkatan yang sangat signifikan penggunaannya di Indonesia. Hingga sekarang, Indonesia menjadi Negara nomer 1 di Asia dengan user Facebook terbanyak dan nomer 2 di dunia setelah Amerika Serikat dengan pengguna berjumlah 150 Juta user aktif( Detik.com/inet : 2012 ). Dan tentunya hal ini sangat menguntungkan bagi orang yang mempunyai pola fikir berkembang, Seperti seorang  pebisnis di dalam mengembangkan usahanya yaitu menjadikan facebook sebagai sarana promosi dll.
Dewasa ini facebook memiliki banyak kelebihan dan juga kekurangannya, kelebihannya adalah bukan hanya menambah atau memperbanyak teman tetapi juga mempererat hubungan persahabatan, pertemanan, kekeluargaan, bahkan akhir-akhir terdapat tren baru yaitu online shop yang semakin memanjakan pengguna facebook dengan dapat berbelanja hanya dengan menggunakan facebook. Dan kekurangannya adalah banyak orang yang menyalahgunakan facebook sebagai alat untuk menipu orang dan juga beberapa tindak kejahatan atau kriminal seperti yang sering diberitakan di televisi tentang prostitusi, pemerkosaan, dan penculikan yang berawal dari facebook.
Merasakan pengaruh sosial media (facebook) yang sangat besar baik itu pengaruh positif dan negatif, mengakibatkan ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru terhadap facebook, karena kemudahan dalam mengakses facebook itu sendiri. Jika mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru terus menerus mengakses facebook tanpa mengenal situasi maka akan berakibat buruk, misalnya pada saat proses perkuliahan sedang berlangsung di dalam kelas, terus mahasiswa masih saja mengakses facebook maka fokus mahasiswa untuk mengikuti proses perkuliahan terganggu.
Jika masalah seperti itu terus menerus dibiarkan maka akan mengakibatkan ketergantungan mahasiswa terhadap facebook, maka mahasiswa akan malas dan tidak dapat membagi waktu kapan akan belajar atau main facebook.

1.2 Rumusan Masalah
            Dari latar belakang masalah pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru maka rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru?
2.      Bagaimana solusi dalam menangani pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru?

1.3 Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru?
2.      Untuk mengetahui solusi dalam menangani pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru?



1.4 Manfaat Penelitian
1.      Memberikan penjelasan dan pemahaman tentang pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru?
2.      Memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai solusi dalam menangani pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru?






















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Massa
            Salah satu dari unsur tersebut yaitu medium (media) tempat di mana proses komunikasi berlangsung. Dengan demikian media massa merupakan sarana penyampaian komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula. Sedangkan informasi massa merupakan informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing. Adapun peran gatekeeper adalah penyeleksi informasi, di mana dalam kegiatan komunikasi massa sejumlah peran dijalankan dalam organisasi media massa. Merekalah yang kemudian menyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan dan tidak disiarkan. Bahkan kewenangannya mencakup untuk memperluas, membatasi, informasi yang akan disiarkan. Mereka adalah para wartawan, desk surat kabar, editor, dan sebagainya.
            Adapun media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya dengan melalui produk media massa dihasilkan. Secara spesifik institusi media massa adalah: (1) sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbolis; (2) sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada; (3) keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela; (4) menggunakan standar profesional dan birokrasi; dan (5) media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan.
            Menurut Baran (2010: 69) dalam Tamburaka (2013: 14) bahwa teori masyarakat massa pertama kali muncul pada abad ke-19 ketika berbagai elit sosial tradisional berjuang memahami makna dari konsekuensi yang bersifat merusak dari modernisasi. Sebagian (yaitu para aristokrat tanah, penjaga toko di kota-kota kecil, guru sekolah pemuka agama, politisi kelas dua) kehilangan kekuasaan mereka atau sangat lelah dalam usaha mereka menghadapi masalah sosial. Bagi mereka media massa yaitu yellow journalism adalah simbol dari semua kesalahan yang terjadi dalam masyarakat modern. Teori masyarakat massa memiliki beberapa asumsi dasar mengenai individu, peran media, dan hakikat dari perubahan sosial, antara lain:
1.      Media adalah kekuatan yang sangat kuat dalam masyarakat yang dapat menggerogoti nilai dan norma sosial sehingga dapat merusak tatanan sosial. Untuk menghadapi ancaman ini, media harus di bawah kontrol elit.
2.      Media dapat secara langsung memengaruhi pemikiran kebanyakan orang, mentransformasi pandangan mereka tentang dunia sosial.
3.      Ketika seseorang telah ditransformasi oleh media, maka semua bentuk konsekuensi buruk dalam jangka panjang mungkin terjadi, tidak hanya dapat menghancurkan kehidupan seseorang, tetapi juga menciptakan masalah sosial dalam skala luas.
4.      Sebagian besar individu sangat rentan dengan media karena dalam masyarakat massa merupakan terputus dan terisolasi dari lembaga sosial tradisional yang sebelumnya melindungi mereka dari usaha manipulasi media.
5.      Kerusakan sosial yang disebabkan media mungkin akan dapat diperbaiki dengan pendirian sebuah tatanan sosial yang totaliter.
6.      Media massa tidak dapat mengelak dari kegiatan yang merendahkan bentuk budaya yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya penurunan secara umum dalam peradaban.

2.2 Komunikasi Massa
Komunikasi massa ( mass comunication ) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak ( surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umu, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektonik). Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga ( dalam bentuk saran-saran yang sering tertunda), proses komunikasi didominasi oleh lembaga, karena lembagalah yang menentukan agendanya. Komunikasi antarpribadi, komunkasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini.
Wright (1959) dalam Severin dan Tankard, Jr (2010: 4) dalam Tamburaka (2013: 15) mendefinisikan komunikasi massa dalam tiga ciri:
1.      Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim.
2.      Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.
3.      Komunikator cenderung berada atau berpoperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah:
1.       Komunikator,
2.       Media massa,
3.       Informasi (pesan) massa,
4.       Gatekeeper,
5.       Khalayak (publik), dan
6.       Umpan balik.

2.3 Model Komunikasi Media Massa
            Peneliti komunikasi massa Wilbur Scramm menggunakan ide yang awalnya dikembangkan psikolog Charles E. Osgood. Gambaran tentang komunikasi interpersonal (interpersonal communication) komunikasi antara dua orang atau lebih menunjukkan tidak ada sumber yang jelas antara pengirim dan penerima pesan, melainkan karena komunikasi merupakan proses timbal balik dan terus menerus, semua berpartisipasi sebagai partisipan yang bekeja bergntian sebagai “interpreter” dengan melakukan aktivitas “encoding dan “decoding”. Pesan yang pertama di-encoded diubah menjadi simbol dan tanda sistem yang dimengerti. Berbicara merupakan encoding  seperti menulis, percetakan dan film dalam sebuah program televisi. Ketika pesan diterima maka decode yang merupakan simbol dan tanda diinterpretasikan. Decoding dilakukan melalui mendengar, membaca, dan menonton televisi.
            Pesan yang di-encode dibawa melalui sebuah media yang berarti pengiriman informasi. Gelombang radio merupakan membawa suara kita terdengar oleh teman kita di tempat yang lain. Ketika media tersebut merupakan teknologi yang membawa pesan kepada sejumlah besar orang, seperti surat kabar yang dapat memuat kata-kata tercetak dan radio dapat menyebarkan suara dari musik dan berita, kita menyebutnya sebagai media massa (mass medium). Media massa yang kita gunakan secara umum adalah radio, televisi, buku, majalah, surat kabar, film, rekaman suara, jaringan komputer, dan internet.

2.4 Produk Media Masa
            Tergolong dalam pesan komunikasi kita temukan antara lain apa yang disebut produk jurnalistik pemberitahuan melalui media cetak atau media elektronik. Dengan demikian, merupakan karya yang dibentuk komunikator sebagai upaya mencapai tujuan komunikasinya (apa yang diinginkannya). Dengan kata lain, produk jurnalistik dimaksud dibentuk melalui suatu keterampilan atau seni yang disebut jurnalistik dengan tujuan memengaruhi komunikan (khalayak) sesuai dengan kehendak komunikatornya.
            Astrid Susanto dalam bukunya komunikasi massa (1986) dalam Tamburaka (2013: 19) mendefinisikan jurnalistik sebagai kejadian pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari. Onong Uchjana (1981) dalam Tamburaka (2013: 19) menyatakan bahwa jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai dengan penyebarannya kepada khalayak.
            Dari definisi yang diberikan oleh para ahli peneliti berpendapat bahwa sosial media (facebook) adalah salah satu alat komunikasi yang sangat berpengaruh terhadap pendidikan pada saat ini. Tetapi hal ini harus diimbangi dengan orang tua yang mengawasi secara intensif. Karena di dalam sosial media (facebook) terdapat informasi yang tidak layak untuk dikonsumsi oleh seorang mahasiswa.
            Akan tetapi bila sosial media (facebook) digunakan secara cermat dan tepat menimbulkan hal yang positif untuk kemajuan pendidikan. Oleh karena itu mahasiswa harus sosialisasikan untuk menggunakan sosial media (facebook) secara baik dan benar.

2.5 Karakteristik Komunikasi Massa
2.5.1Komunikasi Bersifat Umum
Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Meskipun pesan komunikasi massa bersifat umum dan terbuka, sama sekali terbuka juga jarang diperoleh, disebabkan faktor yang bersifat paksaan yang timbul karena struktur sosial. Pengawasan terhadap faktor tersebut dapat dilakukan secara resmi sejauh bersangkutan dengan larangan dalam bentuk hukum terutama yang berhubungan dengan penyiaran ke luar negeri. Penggunaan lebih banyak media audio-vidual, kemajuan teknik untuk mencapai jarak jauh dan perluasan usaha bebas buta huruf, cenderung untuk mempercepat menuju keterbukaan yang luas.




2.5.2 Komunikasi Bersifat Heterogen
Perpaduan antara jumlah komunikan yang besar dalam komunikasi massa dengan keterbukaannya dalam memperoleh pesan – pesan komunikasi erat sekali hubungannya dengan sifat heterogen komunikan.
Massa dalam komunikasi massa terajdi dari orang – orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis – jenis maka oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan , standar  hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.
Jelasnya, komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk tingkah laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama, meskipun demikian orang – orang yang berinteraksi tadi tidak saling mengenal, berinteraksi secara terbatas, dan tidak terorganisasikan. Komposisi komunikan tersebut tergeser – geser terus – menerus, serta tidak mempunyai kepemimpinan  atau perassaan identitas.

2.5.3 Media massa menimbulkan keserempakan
Yang dimaksud dengan keserempakan ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sam lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan televisi dalam hal ini melebihi media cetak.
Ada dua segi penting mengenai kontak yang langsung itu ; pertama : kecepatan yang lebih tinggi dari penyebaran dan kelangsungan tanggapan ; kedua : keserempakan adalah penting untuk keseragaman dalam seleksi dan interpretasi pesan –pesan. Tanpa komunikasi massa hanya pesan – pesan yang sangat sederhana saja yang disiarkan tanpa perubahan dari orang yang satu ke orang uang lain.


2.5.4  Hubungan komunikator – komunikan bersifat non- pribadi
Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dengan komunikan bersifat non pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang – orang yang dikenal  hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non pribadi, ini timbul disebabkan tekhnologi dari penyebaran yang massal dan sebagian lagi dikarenakan syarat – syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum. Yang terakhir ini,umpamanya mencakup keharusan untuk objektif dan tanpa prasangka dalam memilih dan menanggapi pesan komunikasi yang mempunyai  norma – norma penting.
Komunikasi  dengan  menggunakan  media massa berlaku dalam  satu arah ( one   way communication ), dan ratio output – input komunikan sangat besar. Tetapi dalam hubungan komunikator dengan komunikan itu terdapat mekanisme resmi ( siaran komersial).
















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan di sekitar lingkungan Universitas Islam Riau. Adapun alasan penulis mengambil lokasi di Universitas Islam Riau berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukan di atas dan tingginya pengguna jejaring sosial di kalangan pelajar dan mahasiswa.

3.2 Tekhnik Pengumpulan Data
            Dalam pengumpulan data peniliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara:
1.      Pengamatan
Pengamatan adalah kegiatan kita yang paling utama dan tekhnik penelitian ilmiah yang penting. Tekhnik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti terhadap objek penelitiannya, misalnya melakukan eksperimen. Dalam pengamatan ini peneliti mengamati bagaimana pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru.
2.      Wawancara
Wawancara adalah salah satu dari sekian tekhnik pengumpulan data yang pelaksanaanya dapat dilakukan secara langsung dengan yang diwawancarai, dan dapat juga secara tidak langsung. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai beberapa orang mahasiswa eksternal maupun internal, mengenai pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru.


      3.      Kuesioner
Menurut Umar (2002) menyatakan Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan terhadap responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Peneliti menggunakan cara kuesioner dalam pengumpulan data karena lebih cepat dalam menjaring responden dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat.

3.3. Tekhnik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan analisis yang akan dikerjakan. Proses awal pengolahan data itu dimulai dengan melakukan editing setiap data yang masuk. Setelah dilakukan proses editing, dilanjutkan dengan proses coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya. Kemudian untuk memperjelas melihat kategori atau klasifikasi data tersebut, dibuat tabel frekuensinya. Tabel tersebut dapat berisi satu variable (univarit), dua variable (bivariat), atau lebih dari dua variable (multivariat). Teknik kuantitatif lebih cocok digunakan apabila data yang berjumlah besar dan mudah diklasifikasi dalam berbagai kategori. Analisis kuantitatif sering juga disebut dengan analisis statistik. Cara menggunakan analisis model kuantitatif ini acap kali dibagi menjadi tiga tahap, yaitu (1) pengolahan data; (2) pengorganisasian data; (3) penemuan hasil. Pada analisis ini pengetahuan dan pengukuran yang cermat menurut ilmu statistik sangat diperlukan.

3.4 Tekhnik Analisis Data
Menurut (Bungin, 2005: 395) dalam (Ardial, 2014: 395) analisis data kuantitatif dengan tekhnik statistik pada dasarnya adalah proses pemberian kode (identitas) terhadap data penelitian melalui angka-angka. Penggunaan teknik statistik dalam analisis data pada umumnya didasarkan pada tujuan penelitian. Penelitian deskriptif dengan satu variabel, misalnya yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik tentang suatu sample dan biasanya dengan menggunakan ukuran penyebaran, pemusatan, dan penyimpangan baku. Ukuran penyebaran dapat dilihat dengan distribusi frekuensi, baik mutlak maupun relatifnya (persentase). Sedangkan ukuran pemesatan diukur dengan menggunakan teknik statistik deskriptif, seperti Mean (M), Mediam (Md), dan Mode (Mo) dan ukuran penyimpangan, diukur dengan menggunakan Standar Deviasi (SD), dan sebagainya.
























DAFTAR PUSTAKA

Tamburaka. Apriadi. 2013. Agenda Setting. Media Massa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Abdullah. Aceng. 2000. Press relations, kiat berhubungan dengan media massa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bonar. S.K. 1983. Hubungan Masyarakat Modern. Jakarta: Bumi Aksara
Branen. Julia, 1997. Memandu Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Balack. James dan Dean J. Champion, 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: Eresco.
Suyanto. Bagong. Sutinah. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana, 2007.
Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2014.
Simarmata. Janer. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi. 2006.
Bungin. 2005: 395. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Dalam Ardial. 2014: 395. Jakarta: Bumi Aksara.

Wright. Chales. 1973: 105. Praktik Ilmu Komunikasi. Dalam Farouk. Muhammad. 2004: 105. Jakarta Selatan: Teraju.


Baca juga artikel ini Cara Mendapatkan Duit Dari Internet

No comments:

Post a Comment