Saturday, May 30, 2015

MAKALAH KANKER SEVIKS



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
          Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.90% darNi kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir  pada  saluran servikal yang menuju ke dalam rahim..
Hingga saat ini kanker serviks  merupakan penyebab kematian terbanyak akibat  penyakit  kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki.Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual, kontrasepsi,atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks.Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang  kompleks dan sangat  variasi hingga sulit untuk dipahami.Insiden dan mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara. sementara itu, di negara berkembang masih menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada usia reproduktif. Hampir 80% kasus berada di negara berkembang.

B.           Rumusan Masalah
       Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka dapat dirumuskanbeberapa permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan kanker serviks uterus dan apa sajakah Untkalsifikasi dan gejala klinis dari kanker serviks ?
2.      Apa yang  menjadi faktor penyebab dan faktor resiko dari kanker serviks ?
3.      Bagaimanakah  patologi, penyebaran, dan diagnosis dari kanker serviks ?
4.      Bagaimana cara pencegahan kanker serviks ?
5.      Bagaimana cara pengobatan kanker serviks ?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang kanker serviks uterus dan untkalsifikasi dan gejala klinis dari kanker serviks
2.      Untuk mengetahui faktor penyebab dan faktor resiko dari kanker serviks
3.      Untuk mengetahui patologi, penyebaran, dan diagnosis dari kanker serviks
4.      Untuk mengetahui cara pencegahan kanker serviks 
5.      Untuk mengetahui cara pengobatan kanker serviks 
























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kanker serviks
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan istilah kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, perubahan untuk menjadi sel kanker memakan waktu lama, sekitar 10 sampai 15 tahun. Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang berusia kisaran 30 sampai dengan 50 tahun, yaitu puncak usia reproduktif perempuan sehingga akan meyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiawaan dan kesehatan seksual.
Kanker serviks ini disebabkan oleh Human Papilloma Virus atau yang disingkat HPV. Virus ini bersifat onkogenik (menyebabkan kanker).   HPV ini ditularkan melalui hubungan seksual dan melalui penggunaan barang pribadi yang bersamaan, misalnya penggunaan handuk bersama, pakaian bersama. Human Papilloma Virus ini sangat resisten terhadap panas dan proses pengeringan.
http://www.kankerservik.com/wp-content/uploads/2013/02/kanker-serviks.jpg

Gejala klinis dari kanker serviks:
Menurut Dalimartha (2004),  gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker ditandai dengan Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering ditemukan getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan.  Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif.  Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama (disebut sebagai perdarahan kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75  -80%).   Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus.  Biasanya timbul gejala berupa ketidak teraturannya siklus haid, amenorhea, hipermenorhea, dan penyaluran sekret vagina yang sering atau perdarahan intermenstrual, post koitus serta latihan berat.  Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid. Nyeri dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah lumbal.  Pada tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret dari vagina berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa vulva.   Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin progresif.  Menurut Baird (1991) tidak ada tanda-tanda khusus yang terjadi pada klien kanker serviks.  Perdarahan setelah koitus atau pemeriksaan dalam (vaginal toussea) merupakan gejala yang sering terjadi.  Karakteristik darah yang keluar berwarna merah terang dapat bervariasi dari yang cair sampai menggumpal.  Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter.  Perdarahan rektum dapat terjadi karena penyebaran sel kanker yang juga merupakan gejala penyakit lanjut.  Pada pemeriksaan Pap Smear ditemukannya sel-sel  abnormal di bagian bawah serviks yang dapat dideteksi melalui, atau yang baru-baru ini disosialisasikan yaitu dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat.  Sering kali kanker serviks tidak menimbulkan gejala.  Namun bila sudah berkembang menjadi kanker serviks, barulah muncul gejala-gejala seperti pendarahan serta keputihan pada vagina yang tidak normal, sakit saat buang air kecil dan rasa sakit saat berhubungan seksual (Wiknjosastro, 1997)

B.     Faktor penyebab dan faktor resiko dari kanker serviks
Beberapa faktor resiko terkena kanker serviks antara lain :
·         Mulai melakukan hubungan seksual pada usia muda.
·         Sering berganti ganti pasangan seksual.
·         Sering menderita infeksi daerah kelamin.
·         Melahirkan banyak anak.
·         Kebiasaan merokok ( resikonya 2 kali lebih besar).
·         Defisiensi vitamin A,E,C
·         Secara umum kanker terjadi karena mutasi sel normal menjadi sel yang tidak normal
·         Kanker leher rahim di sebabkan oleh infeksi human papilloma virus ( HPV)
  • Berhubungan seksual dengan banyak pasangan
  • Melakukan hubungan seksual saat usia dini
  • Sistem imun tubuh yang lemah

          Bersama-sama dengan faktor-faktor lainnya, risiko terkena kanker serviks bisa meningkat. Faktor-faktor risiko itu adalah sebagai berikut:
·         Kurangnya Tes Pap Smear secara teraturKanker leher rahim atau serviks lebih sering terjadi pada wanita yang tidak menjalani tes Pap seacara teratur. Tes Pap membantu dokter menemukan sel abnormal. Menghapus atau membunuh sel-sel abnormal akan mencegah kanker serviks.
·         Merokok. Di antara wanita yang terinfeksi HPV, merokok sedikit meningkatkan resiko kanker serviks atau leher rahim.
·         Melemahnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV (virus penyebab AIDS) atau mengkonsumsi obat yang menekan sistem kekebalan tubuh meningkatkan risiko kanker serviks.
·         Sejarah kehidupan seksual yang buruk. Wanita yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks. Demikian pula seorang wanita yang telah berhubungan seks dengan pria yang memiliki banyak pasangan seksual menghadapi resiko lebih tinggi mengalami kanker serviks. Dalam kedua kasus di atas, risiko menderita kanker serviks atau leher rahim lebih tinggi karena wanita memiliki risiko yang lebih tinggi infeksi HPV.
·         Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama. Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama (5 tahun atau lebih) sedikit meningkatkanresiko kanker leher rahim atau serviks pada wanita dengan infeksi HPV. Namun, risiko menurun dengan cepat ketika wanita berhenti menggunakan pil KB.
·         Memiliki banyak anak. Penelitian menunjukkan bahwa melahirkan banyak anak (5 atau lebih) sedikit meningkatkan resiko kanker serviks atau leher rahim pada wanita dengan infeksi HPV.
·         Kemiskinan. Banyak wanita yang tidak mampu tidak punya akses ke layanan-layanan medis yang memadai, misalnya tes Pap Smear. Ketika wanita tersebut menderita pra-kanker serviks, penyakit biasanya tetap tidak terdiagnosa dan tidak diobati sampai penyakit itu berkembang menjadi kanker serviks dan menyebar ke bagian-bagian lain dari tubuh. Wanita yang tidak mampu biasanya juga kekurangan gizi yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
·         Kebersihan. Beberapa penelitian yang berbeda telah dilakukan pada wanita yang terserang HPV. Dari penelitian-peneritian itu ditemukan bahwa risiko kanker menjadi hampir setengahnya pada wanita yang mandi 6 kali atau lebih seminggu, bila dibandingkan dengan wanita yang mandi hanya 1 sampai 5 kali seminggu. Hasil studi lain menunjukkan bahwa risiko kanker serviks lebih tinggi pada wanita dengan kebersihan yang minim karena mereka lebih mungkin untuk mendapatkan infeksi HPV abadi jika mereka terkena virus.
·         Penyakit menular lain. Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa orang-orang yang menderita herpes bersama-sama dengan infeksi HPV ternyata menggandakan risiko tumbuhnya sel kanker serviks. Studi lain juga mengamati orang yang menderita infeksi HPV dan bakteri klamidia (chlamydia). Dari studi ini ditemukan bahwa risiko tumbuhnya sel kanker meningkat sekitar 80% pada wanita yang menderita dua infeksi tersebut.
·         Paparan bahan kimia. Wanita-wanita yang bekerja di pabrik tertentu bisa terpapar bahan kimia yang bisa meningkatkan risiko mereka terserang kanker serviks. Paparan bahan kimia juga terjadi langsung pada vagina wanita yang menggunakan pembalut dengan bahan kertas daur ulang yang menjalani proses pemutihan.

C.    Diagnosis kanker serviks
Stadium klinik seharusnya tidak berubah setelah beberapa kali pemeriksaan.  Apabila ada keraguan pada stadiumnya maka stadium yang lebih dini dianjurkan.  Pemeriksaan  berikut dianjurkan untuk membantu penegakkan diagnosis seperti palpasi, inspeksi, kolposkopi, kuretase endoserviks, histeroskopi sistoskopi, proktoskopi, intravenous urography, dan pemeriksaan Xray  untuk paru-paru dan tulang.  Kecurigaan infiltrasi pada kandung kemih dan saluran  pencernaan sebaiknya dipastikan dengan biopsi.  Konisasi dan amputasi serviks dapat dilakukan
untuk pemeriksaan klinis.  Interpretasi dari limfangografi arteriografi, venografi, laparoskopi, ultrasonografi, CT scan dan MRI sampai saat ini belum dapat digunakan secara baik untuk
staging karsinoma  atau deteksi penyebaran karsinoma karena hasilnya yang sangat subyektif.  Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan (Suharto, 2007)

D.    Pencegahan dan pengobatan kanker serviks
Pencegahan kanker serviks
Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat dan menghindari faktor- faktor penyebab kanker meliputi (Dalimartha, 2004) :
1.      Menghindari berbagai faktor risiko, yaitu hubungan seks pada usia muda, pernikahan pada usia muda, dan berganti-ganti pasangan seks. Wanita yang berhubungan seksual dibawah usia20 tahun serta sering berganti pasangan beresiko tinggi terkena infeksi. Namun hal ini tak menutup kemungkinan akan terjadi pada wanita yang telah setia pada satu pasangan saja.
2.      Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak  perlu melakukan  pemeriksaan pap smear setahun sekali atau menurut petunjuk dokter. Pemeriksaan Pap smear  adalah cara untuk mendeteksi dini kanker serviks.  Pemeriksaan ini dilakukan dengan cepat, tidak sakit dengan biaya yang relatif terjangkau dan hasilnya akurat.  Disarankan untuk melakukan tes Pap setelah usia 25 tahun atau setelah aktif berhubungan seksual dengan frekuensi dua kali dalam setahun.  Bila dua kali tes Pap berturut-turut menghasilkan negatif, maka tes Pap dapat dilakukan sekali setahun.  Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi HybridCapture II System (HCII)
3.      Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan kondom, karena dapat   memberi perlindungan terhadap kanker leher rahim
4.      Memperbanyak makan sayur dan buah segar. Faktor nutrisi juga dapat mengatasi masalah  kanker mulut rahim.  Penelitian mendapatkan hubungan yang terbalik antara konsumsisayuran berwarna hijau tua dan kuning (banyak mengandung beta karoten atau vitamin A, vitamin C dan vitamin E) dengan kejadian neoplasia intra epithelial juga kanker serviks.Artinya semakin banyak makan sayuran berwarna hijau tua dan kuning, maka akan semakin kecil risiko untuk kena penyakit kanker mulut rahim
5.      Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18  yang menjadi  penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks. Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV  tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin.Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan yang berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual.

E.     Pengobatan kanker serviks
          Terapi karsinoma serviks dilakukan bila mana diagnosis telah dipastikan secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan la njutan (tim kanker / tim onkologi).  Pemilihan pengobatan kanker leher rahim tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umumpenderita, dan rencana penderita untuk hamil lagi. Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan biopsi. Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa kriosurgeri (pembekuan), kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi), pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat di sekitarnya dan LEEP (loop electrosurgical excision procedure) atau konisasi (Wiknjosastro, 1997).








BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut antara lain adalah:
·         Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim.
·         Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita.
·         Pendarahan sesudah mati haid (menopause).
·         Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil.
B.     Saran
Pesan yang perlu diingat:
®    Untuk melakukan skrining kanker serviks, jangan sampai menunggu adanya keluhan.
®    Datanglah ke tempat periksa untuk pemeriksaan PAP SMEAR/IVA.
®    Jika ditemukan kelainan pra kanker ikutilah pesan petugas/dokter. Apabila perlu pengobatan, jangan ditunda. Karena pada tahap ini tingkat kesembuhannya hampir 100%.











DAFTAR PUSTAKA

Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, jakarta.

Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Revisi, EGC, jakarta.

Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Bedah, Edisi Revisi, EGC, jakarta .

Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media         Komputindo, jakarta.

Buku saku “pencegah kanker leher rahim dan kanker payudara”

No comments:

Post a Comment